
16 Apr Buka Pintu Transisi Energi Berkeadilan: Sumsel Mulai dari Seminar Transformasi Ekonomi
PERS RELEASE
Press Contact:
Name: Arabella
Mobile: 081290778441
Web: https://mitrahijau.or.id/
Palembang – Mengambil langkah baru untuk menyebarluaskan semangat transisi energi di Sumatera Selatan, Yayasan Mitra Hijau (YMH) bersama dengan Universitas Sriwijaya melakukan Seminar terkait Transisi Energi Berkeadilan dan Transformasi Ekonomi di Sumatera Selatan. Kegiatan ini diorganisir oleh Yayasan Mitra Hijau sebagai bagian dari program Transisi Energi yang Berkeadilan (IKI-JET), yang mendapat dukungan finansial dari Inisiatif Iklim Internasional dari Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (BMWK) serta Uni Eropa melalui Perjanjian Hibah dengan GIZ.
Yayasan Mitra Hijau adalah lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada pembangunan rendah karbon. Membawa tema “Peran Masyarakat Dalam Transisi Energi Berkeadilan dan Transformasi Ekonomi di Sumatera Selatan”, YMH mengajak civitas akademisi dan NGO lokal serta mahasiswa tingkat Pascasarjana Universitas Sriwijaya untuk turut terlibat dalam upaya mencapai transisi energi yang berkeadilan melalui transformasi ekonomi lokal.
Seminar ini dilaksanakan pada Selasa (15/4/2025) di Palembang, Sumatera Selatan, dan diawali dengan mengangkat topik Definisi Transisi Energi Berkeadilan dan Forum Komunikasi Transformasi Ekonomi di Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Selatan, sejalan dengan arahan Pembangunan Jangka Panjang Nasional, mendukung agenda transisi energi yang berkeadilan melalui upaya transformasi ekonomi menuju pusat pertumbuhan regional. “Maka dari itu, setelah diskusi yang panjang, dibentuklah Forum Konsultasi Daerah untuk Percepatan Transformasi Ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan,” papar Brilliant Faisal dari Provinsi Sumatera Selatan dalam bahasannya mengenai Transisi Energi Berkeadilan dan Pembentukan Forum Komunikasi Transformasi Ekonomi di Sumatera Selatan.
Pentingnya hal ini dibahas kembali oleh narasumber berikutnya, Dr. Dra. Nengyanti M.Hum dari Universitas Sriwijaya, yang mengangkat topik mengenai Peran Perguruan Tinggi dalam Mendorong Transisi Energi Berkeadilan. Perguruan Tinggi dan civitas akademisi berperan sebagai Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Kapasitas, sehingga melalui penelitian dan inovasi, dapat mendukung transisi energi ke arah yang berkeadilan. “Kebijakan perlu mempertimbangkan hasil riset berbasis bukti agar kebijakan yang dirancang tidak sia-sia.”
Beliau menekankan dalam proses transisi energi, harus ada keadilan untuk masyarakat dan pekerja terdampak serta lingkungan. Hal yang sama dibahas oleh Dr.Doddy S. Sukadri dari YMH menjelaskan pentingnya keterlibatan Multipihak dalam Transisi Energi Berkelanjutan, terutama peneliti dan masyarakat lokal, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas.
Sesi kedua mengangkat topik mengenai peluang ekonomi hijau dalam transisi energi yang berkeadilan. menjabarkan, untuk mencapai transisi energi yang berkeadilan, maka penyediaan pekerjaan hijau atau green job perlu dirancang agar menjadi pekerjaan yang layak namun ramah lingkungan. “Upaya pembangunan rendah emisi yang berkelanjutan, selain diwujudkan dalam kebijakan terkait Green Economy, juga harus mempersiapkan skill yang mendampingi tujuan ini,” ucap Muce Mochtar dari ILO.
Dicky Edwin dari YMH menambahkan bahwa kita sudah dekat sekali dengan batas climate’s point of no return, maka dari itu perlu ada perubahan paradigma dan pandangan menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Peningkatan GDP perlu diiringi pengurangan emisi CO2 dan bukan sebaliknya. Untuk menjadi hijau, perlu ada perubahan kebiasaan dan pengimplementasian ke arah yang rendah karbon serta mengubah pandangan mengenai tanggung jawab masyarakat dan perusahan terhadap bumi dan manusia.
Sesi ditutup oleh Direktur Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Said, M.Sc mengenai Kesiapan Universitas Sriwijaya dalam Implementasi Green Job dan Transisi Energi. “Universitas Sriwijaya sudah berkomitmen untuk menjadi Sustainable Campus sejak 2021,” paparnya. Hal ini sudah diimplementasikan dalam infrastruktur kampus yang menjaga biodiversitas, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, pengembangan kampus yang mempertimbangkan nilai-nilai keberlanjutan serta dukungan terhadap penelitian mengenai green job dan transisi energi.
Indonesia dengan banyak sumber alamnya memiliki potensi yang berlimpah, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan energi. Meskipun merupakan penghasil tambang Batubara tertua di Indonesia, Sumatera Selatan juga memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi dengan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Maka dari itu, untuk mewujudkannya perlu peranan pemangku kepentingan serta menjaga keberlanjutannya agar tidak ada satupun yang tertinggal. (Yayasan Mitra Hijau)